Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Iwan Fals

Iwan Fals yang bernama lahir Virgiawan Listanto (lahir di Jakarta, 3 September 1961; umur 54 tahun) adalah seorang Penyanyi beraliran Balada, Pop, Rock, dan Country yang menjadi salah satu legenda di Indonesia.
Masa mungil Iwan Fals atau yang biasa kita kenal menjadi Iwan dihabiskan pada Bandung, lalu pada Jeddah, Arab Saudi, selama 8 bulan. Bakat musiknya makin terasah di usianya yang ke-13 tahun, ketika Iwan banyak menghabiskan waktunya menggunakan mengamen pada Bandung. Bermain gitar dilakukannya semenjak masih belia atau belum tua bahkan beliau mengamen untuk melatih kemampuannya bergitar serta mencipta lagu. Ketika di Sekolah Menengah Pertama, Iwan menjadi gitaris dalam paduan suara sekolah.

Selanjutnya, datang ajakan buat mengadu nasib di Jakarta asal seorang produser. Ia lalu menjual sepeda motornya untuk porto membuat master. Iwan rekaman album pertama beserta rekan-rekannya, Toto Gunarto, Helmi Bahfen, dan  Bambang Bule yg tergabung pada Amburadul, tetapi album tadi gagal pada pasaran serta Iwan pulang menjalani profesi sebagai pengamen. Album ini sekarang menjadi buruan para kolektor dan  fans fanatik Iwan Fals.

Selesainya bisa juara   di festival musik country, Iwan ikut festival lagu humor. Arwah Setiawan (almarhum), lagu-lagu humor milik Iwan sempat direkam beserta Pepeng, Krisna, serta Nana Krip serta diproduksi sang ABC Records, tapi jua gagal dan  hanya dikonsumsi oleh kalangan tertentu saja. Hingga akhirnya, bepergian Iwan bekerja sama dengan Musica Studio. Sebelum ke Musica, Iwan sudah rekaman kurang lebih 4-lima album. Di Musica, barulah lagu-lagu Iwan digarap lebih berfokus. Album Sarjana belia, misalnya, musiknya ditangani sang Willy Soemantri.

Iwan permanen menjalani profesinya menjadi pengamen. Ia mengamen menggunakan mendatangi rumah-rumah satu demi satu, kadang di Pasar Kaget atau Blok M. Album Sarjana muda ternyata poly diminati dan  Iwan mulai menerima aneka macam tawaran buat bernyanyi. Ia kemudian sempat masuk televisi setelah tahun 1987. Ketika acara Manasuka Siaran Niaga disiarkan di TVRI, lagu Oemar Bakri sempat ditayangkan di TVRI. Waktu anak ke 2 Iwan, Cikal lahir tahun 1985, aktivitas mengamen langsung dihentikan.

Selama Orde Baru, poly jadwal acara konser Iwan yang dilarang serta dibatalkan oleh aparat pemerintah, karena lirik-lirik lagunya disebut bisa memancing kerusuhan. Di awal kariernya, Iwan Fals poly membuat lagu yang bertema kritikan terhadap pemerintah. Beberapa lagu itu bahkan mampu mengkategorikan terlalu keras pada masanya, sehingga perusahaan rekaman yang memayungi Iwan Fals enggan atau lebih tepatnya tidak berani memasukkan lagu-lagu tadi pada album buat dijual bebas. Belakangan Iwan Fals jua mengakui jika di saat itu beliau sendiri juga tak tertarik buat memasukkan lagu-lagu ini ke pada album.[butuh rujukan]

Rekaman lagu-lagu yg tidak dipasarkan tersebut lalu sempat diputar pada stasiun radio 8EH Institut Teknologi Bandug. Iwan Fals pula pernah menyanyikan lagu-lagu tadi pada beberapa konser musik, yang menyebabkan dia berulang kali harus berurusan dengan pihak keamanan dengan alasan lirik lagu yang dinyanyikan dapat menghambat stabilitas negara.[butuh rujukan] Beberapa konser musiknya di tahun 80'an pula sempat disabotase menggunakan cara memadamkan aliran listrik dan  pernah juga dibubarkan secara paksa hanya karena Iwan Fals membawakan lirik lagu yang menyindir penguasa waktu itu.

Pada bulan April tahun 1984 Iwan Fals harus berurusan menggunakan aparat keamanan serta sempat ditahan serta diinterogasi selama 2 minggu gara-gara menyanyikan lirik lagu Demokrasi Nasi serta Pola Sederhana pula Mbak Tini di sebuah konser di Pekanbaru. Sejak peristiwa itu, Iwan Fals dan  keluarganya tak jarang mendapatkan teror.[butuh rujukan] Hanya segelintir fans fanatik Iwan Fals yang masih menyimpan rekaman lagu-lagu ini, serta kini   menjadi koleksi yg sangat berharga.

Ketika bergabung dengan kelompok SWAMI dan  merilis album bertajuk SWAMI di 1989, nama Iwan semakin meroket menggunakan mencetak hits Bento dan  Bongkar yg sangat fenomenal. Bepergian karier Iwan Fals terus menanjak saat dia bergabung menggunakan Kantata Takwa di 1990 yg didukung penuh sang pengusaha Setiawan Djodi. Konser-konser Kantata Takwa ketika itu sampai sekarang disebut menjadi konser musik yang terbesar dan  termegah sepanjang sejarah musik Indonesia.[butuh rujukan]

sehabis kontrak dengan SWAMI yang membuat dua album (SWAMI serta SWAMI II) berakhir, serta pada sela Kantata (yang menghasilkan Kantata Takwa serta Kantata Samsara), Iwan Fals masih meluncurkan album-album solo juga beserta grup seperti album Dalbo yg dikerjakan bersama sebagian mantan personel SWAMI.

Sejak meluncurnya album suara Hati di 2002, Iwan Fals sudah memiliki grup musisi pengiring yg tetap dan  selalu menyertai pada setiap pengerjaan album juga konser. Menariknya, dalam seluruh alat musik yg dipergunakan baik oleh Iwan fals maupun band-nya pada setiap penampilan di depan publik tidak pernah terlihat merek juga logo. Seluruh ciri-ciri tersebut selalu ditutupi atau dihilangkan. Di anjung yang menjadi dunianya, Iwan Fals tidak pernah mengizinkan terdapat logo atau goresan pena sponsor terpampang buat menjaga idealismenya yg tidak mau dianggap menjadi wakil dari produk eksklusif.