Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Motor Ac : Teori Motor Ac Dan Jenis Motor Ac


Pengertian Motor AC 








Motor AC yakni jenis motor listrik yang bekerja memakai tegangan AC (Alternating Current). Motor AC mempunyai dua buah belahan utama yaitu “stator” dan “rotor”. Stator merupakan komponen motor AC yang statis. Rotor merupakan komponen motor AC yang berputar. Motor AC sanggup dilengkapi dengan pelopor frekuensi variabel untuk mengendalikan kecepatan sekaligus menurunkan konsumsi dayanya.
Jenis-Jenis Motor AC
  • Motor AC Sinkron (Motor Sinkron)

Motor sinkron yakni motor AC, bekerja pada kecepatan tetap pada sistim frekuensi tertentu. Motor ini memerlukan arus searah (DC) untuk pembangkitan daya dan mempunyai torque awal yang rendah, dan oleh lantaran itu motor sinkron cocok untuk penggunaan awal dengan beban rendah, menyerupai kompresor udara, perubahan frekuensi dan generator motor. Motor sinkron bisa untuk memperbaiki faktor daya sistim, sehingga sering dipakai pada sistim yang memakai banyak listrik.
Motor AC Sinkron
Komponen utama motor AC sinkron :
Rotor, Perbedaan utama antara motor sinkron dengan motor induksi adalah bahwa rotor mesin sinkron berjalan pada kecepatan yang sama dengan perputaran medan magnet. Hal ini memungkinkan lantaran medan magnit rotor tidak lagi terinduksi. Rotor mempunyai magnet permanen atau arus DC-excited, yang dipaksa untuk mengunci pada posisi tertentu jikalau dihadapkan dengan medan magnet lainnya.
Stator, Stator menghasilkan medan magnet berputar yang sebanding dengan frekuensi yang dipasok.
Motor ini berputar pada kecepatan sinkron, yang diberikan oleh persamaan berikut (Parekh, 2003):
Ns = 120 f / P
Dimana:
f = frekuensi dari pasokan frekuensi
P = jumlah kutub
  • Motor AC Induksi (Motor Induksi)

Motor induksi merupakan motor yang paling umum dipakai pada banyak sekali peralatan industri. Popularitasnya lantaran rancangannya yang sederhana, murah dan gampang didapat, dan sanggup pribadi disambungkan ke sumber daya AC.
Motor AC Induksi
Komponen Utama Motor AC Induksi
Motor induksi mempunyai dua komponen listrik utama :
Rotor, Motor induksi memakai dua jenis rotor :
Rotor sangkar bajing terdiri dari batang penghantar tebal yang dilekatkan dalam petak-petak slots paralel. Batang-batang tersebut diberi hubungan pendek pada kedua ujungnya dengan alat cincin hubungan pendek.
Lingkaran rotor yang mempunyai gulungan tiga fase, lapisan ganda dan terdistribusi. Dibuat melingkar sebanyak kutub stator. Tiga fase digulungi kawat pada belahan dalamnya dan ujung yang lainnya dihubungkan ke cincin kecil yang dipasang pada batang as dengan sikat yang melekat padanya.
Stator, Stator dibentuk dari sejumlah stampings dengan slots untuk membawa gulungan tiga fase. Gulungan ini dilingkarkan untuk sejumlah kutub yang tertentu. Gulungan diberi spasi geometri sebesar 120 derajat.
Jenis-Jenis Motor Induksi
Motor induksi sanggup diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama (Parekh, 2003) :
  1. Motor induksi satu fase. Motor ini hanya mempunyai satu gulungan stator, beroperasi dengan pasokan daya satu fase, mempunyai sebuah rotor sangkar tupai, dan memerlukan sebuah alat untuk menghidupkan motornya. Sejauh ini motor ini merupakan jenis motor yang paling umum dipakai dalam peralatan rumah tangga, menyerupai fan angin, mesin basuh dan pengering pakaian, dan untuk penggunaan hingga 3 hingga 4 Hp.
  2. Motor induksi tiga fase. Medan magnet yang berputar dihasilkan oleh pasokan tiga fase yang seimbang. Motor tersebut mempunyai kemampuan daya yang tinggi, sanggup mempunyai sangkar bajing atau gulungan rotor (walaupun 90% mempunyai rotor sangkar tupai); dan penyalaan sendiri. Diperkirakan bahwa sekitar 70% motor di industri memakai jenis ini, sebagai contoh, pompa, kompresor, belt conveyor, jaringan listrik , dan grinder. Tersedia dalam ukuran 1/3 hingga ratusan Hp.

Kecepatan Motor AC Induksi
Motor induksi bekerja sebagai berikut. Listrik dipasok ke stator yang akan menghasilkan medan magnet. Medan magnet ini bergerak dengan kecepatan sinkron disekitar rotor. Arus rotor menghasilkan medan magnet kedua, yang berusaha untuk melawan medan magnet stator, yang menjadikan rotor berputar.
Walaupun begitu, didalam prakteknya motor tidak pernah bekerja pada kecepatan sinkron namun pada “kecepatan dasar” yang lebih rendah. Terjadinya perbedaan antara dua kecepatan tersebut disebabkan adanya “slip/geseran” yang meningkat dengan meningkatnya beban. Slip hanya terjadi pada motor induksi. Untuk menghindari slip sanggup dipasang sebuah cincin geser/ slip ring, dan motor tersebut dinamakan “motor cincin geser/ slip ring motor”.
Persamaan berikut sanggup dipakai untuk menghitung persentase slip/geseran (Parekh, 2003):
Dimana:
Ns = kecepatan sinkron dalam RPM
Nb = kecepatan dasar dalam RPM
Hubungan Antara Beban, Kecepatan dan Torque Pada Motor AC Induksi
Gambar dibawah menerangkan grafik perbandingan torque-kecepatan motor induksi AC tiga fase dengan arus yang sudah ditetapkan. Bila motor (Parekh, 2003) sebagai berikut :
Mulai menyala ternyata terdapat arus nyala awal yang tinggi dan torque yang rendah (“pull-up torque”).
Mencapai 80% kecepatan penuh, torque berada pada tingkat tertinggi (“pull-out torque”) dan arus mulai turun.
Pada kecepatan penuh, atau kecepatan sinkron, arus torque dan stator turun ke nol.
Grafik Torque-Kecepatan Motor AC Induksi