Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

12 Jenis Backlink Ini Harus Dihindari Para Blogger

12 Jenis Backlink Ini Harus Dihindari Para Blogger – Backlink adalah cara meningkatkan secara optimal SEO off page yang tidak kalah penting. Banyak blogger yang beranggapan bahwa semakin tinggi jumlah backlink, maka peringkat blog di mata search engine semakin baik atau dengan kata lain blog tersebut populer. Dengan anggapan menyerupai itu, dulu para blogger berusaha menanam backlink sebanyak mungkin tanpa mempertimbangkan kualitasnya.

Namun, seiring bergantinya algoritma Google dari tahun ke tahun, kriteria backlink jadi semakin ketat. Penanaman backlink secara tidak normal/wajar bisa berpotensi terkena penalti, sandbox atau deindex yang paling parah. Untuk sementara, terdapat 12 jenis backlink yang melanggar ketentuan Google dan harus dihindari para blogger.

Beberapa Jenis Backlink Yang Melanggar Ketentuan Google dan Harus Dihindari

Paid Link

Paid link (sales link) atau jual beli link merupakan cara untuk menempatkan link pengiklan di sidebar atau blogroll pada website. Dengan memasang paid link, blogger akan menerima bayaran tiap bulan atau tiap tahun dari pengiklan selama linknya masih ditempatkan di blog tersebut. Google sangat tidak menyukai paid link, alasannya yakni praktek backlink ini merupakan perjuangan untuk memanipulasi search engine.

Advertorial

Advertorial merupakan bentuk periklanan yang disajikan dengan tulisan. Ada beberapa jenis advertorial, di antaranya advertorial produk, jasa, perusahaan dan pemerintah. Contoh advertorial menyerupai artikel yang mempromosikan produk mulai dari nama hingga deskripsi. Jenis backlink yang satu ini bisa diperoleh dengan cara membeli/menukar dengan benefit lain.
Advertorial termasuk jenis backlink yang sangat dihentikan oleh Google. Apabila pembaca merasa advertorial yakni pilihan yang tidak bisa diabaikan, untuk amannya gunakan metode tersebut sebagai brandbooster, bukan SERP backlink lalu tambahkan atribut nofollow.

Link Exchanges (Tukar Link) Yang Tidak Relevan

Beberapa tahun yang lalu, metode link exchanges banyak diterapkan oleh para blogger dan efeknya memang cukup baik. Namun, tidak usang sehabis itu Google mulai melibas habis website dan blog yang menggunakan metode tukar link secara berlebihan dari search engine. Link exchanges bisa dilakukan apabila jumlahnya tidak berlebihan atau kurang dari 10 tautan. Sebab, link yang tidak alami dan relevan kurang disukai Google mengingat relevansi postingan menjadi faktor yang sangat menentukan.

Guest Post Yang Berkualitas Rendah

Guest post merupakan salah satu jenis backlink yang paling natural, namun bila dipasang harus mempertimbangkan kualitas website yang dipilih. Kualitas website yang harus dipilih dilihat dari nilai domain authority dan page authority, bukan pagerank lagi. Pembaca cukup menganalisis nilai DA dan PA website target dengan tool dari https://moz.com/researchstools/ose/.  Guest post mampu meningkatkan visibilitas serta membantu sketsa pemasaran website. Tapi, bila pembaca menggunakan guest post sebagai upaya untuk mengumpulkan backlink, Google mungkin akan turun tangan.

Tool Generated Links

Search engine tidak menyukai segala hal yang berafiliasi dengan kata ‘memanipulasi’, tak terkecuali yang dilakukan tool generated links ini. Hindari tool tersebut lantaran apabila pembaca tetap menggunakannya, Google mungkin akan segera menunjukkan penalti/sanksi.

Backlink Yang Berasal Dari Aplikasi Otomatis

Mendapatkan 1.000 bahkan 10.000 backlink bukanlah hal yang sulit, lantaran pembaca bisa membuka situs Fiverr dan membeli jasa backlink seharga $5 di sana. Hasilnya mungkin cukup baik, namun hanya untuk sementara mengingat semua backlink tersebut dibuat/dibangun oleh aplikasi otomatis. Metode backlink ini kurang sempurna untuk blog yang akan dikelola selamanya.

Backlink Yang Memiliki Keragaman Rendah

Backlink yang baik harus berasal dari platform yang beragam, lantaran membuatnya dari satu atau dua jenis platform secara terus menerus malah akan menempatkan blog dalam bahaya. Ingat, bahwa Google akan selalu membaca dan mengawasi penanaman backlink yang tidak normal. Jadi, sebaiknya pembaca mengupayakan backlink dari platform yang berbeda, menyerupai Twitter, Facebook, lembaga diskusi, kontekstual, social bookmark, web 2.0 dan masih banyak lagi.
Untuk memperoleh backlink secara gratis, para blogger biasanya menggunakan artikel direktori menyerupai ArticleBase dan EzineArticles. Tapi, itu sanggup dilakukan sebelum Google mengupdate algoritma terbarunya, Panda di tahun 2011. Setelah dirilisnya algoritma Panda, backlink dari website maupun artikel direktori sangat dilarang. Bahkan, website utama artikel direktori terkena dampaknya, menyerupai EzineArticles yang trafficnya menurun hingga 35%.

Backlink Website Rilis Pers Dengan Keyword

Tak dipungkiri bahwa website rilis pers masih dijadikan idola bagi para blogger, tapi ketika ini penerapannya harus lebih damai dan kalem. Google tidak merekomendasikan pembaca untuk menanam backlink yang jumlahnya berlebihan pada kata kunci tertentu. Maka dari itu, pembaca perlu menyisipkan tautan utuh website di bawah artikel rilis pers, misalkan www.jenisbacklink.com bukan ‘jenis backlink blog’.

Backlink Dari Website Berbahasa Asing

Backlink yang berkualitas mempunyai relevansi atau topik yang sama dengan blog tertentu. Jadi, menanam backlink di website berbahasa gila sudah terang menyalahi aturan. Lebih baik gunakan backlink dari website yang berbahasa sama dan relevan dengan topik yang dibahas pada blog pembaca.

Backlink Dari Signature Forum Dengan Keyword

Backlink yang berasal dari lembaga tidak berperan besar dalam meningkatkan peringkat di SERP meskipun tetap mempunyai nilai. Hal itu berlaku sehabis Google mengupdate algoritma Penguin di tahun 2012. Backlink tersebut harus dihindari, terutama yang penerapannya menggunakan teknik menyisipkan kata kunci tertentu.

Menyembunyikan Backlink di Javascript Atau CSS

Menanam backlink di Javascript maupun CSS dengan cara meretas tidak diperbolehkan, alasannya yakni cara tersebut terbilang cukup ‘kotor’. Saat ini, search engine Google terus berkembang dan tidak memberi ruang gerak bagi blogger yang menggunakan metode ini. Sebenarnya, Google bahkan sudah tidak menghitung backlink serta anchortext yang disembunyikan semenjak algoritma Cassandra pada tahun 2003 dan Allegra di tahun 2005.

Matt Cutts, seorang software engineer asal Amerika menyampaikan bahwa hingga kapanpun backlink akan tetap ada lantaran dijadikan tolok ukur serta referensi sebuah website. Backlink masih sangat penting untuk membangun doktrin website, tapi hanya untuk backlink yang alami/natural dan mempunyai relevansi dengan nilai konten. Untuk ke depannya, algoritma Google akan fokus terhadap reputasi website dan halaman-halaman tertentu.

Sumber http://www.kayailmu.com/