Ucapan Salam Pada Hari Raya Yang Sesuai Tuntunan Rasulullah
UCAPAN SALAM DI HARI RAYA
Ucapan di hari raya tak diwajibkan maupun disunnahkan, namun diperbolehkan untuk mengucapkan kalimat yang baik-baik....
Berikut ucapan salam yang telah ditunjukan pada zaman nabi Muhammad SAW disertai sandaran hadist yang kuat.
Salam dari orang,
Arab:تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكَ
latin: Taqabalallahu minna wa minka
arti: "Semoga Allah mendapatkan amalku dan amalmu"
Menjawab salamnya,
arab:نَعَمْ تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكَ
latin: na'am, Taqabalallahu minna wa minka
Arti: "iya, semoga Allah mendapatkan amalku dan amalmu"
Keterangan tambahan
- Minka : amalmu (laki-laki)
- Minki : amalmu (perempuan)
- Minkum : amalnya (kalian)
Taqabalallahu minna wa minki ✓
Ucapan di atas, disandarkan pada hadits berikut ini:
عَنْ خَالِدٍ بْنِ مَعْدَانٍ قَالَ لَقَيْتُ وَاثِلَةَ بْنَ اْلأَسْقَعِ فِيْ يَوْمِ عِيْدٍ فَقُلْتُ تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكَ فَقَالَ نَعَمْ تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكَ قَالَ وَاثِلَةٌ لَقَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ عَيْدٍ فَقُلْتُ تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكَ قَالَ نَعَمْ تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكَ . رواه البيهقي في الكبري
“Dari Khalid bin Ma’dan RA berkata, Aku menemui Watsilah bin Al-Asqo’ pada hari Ied, kemudian saya mengatakan, ‘Taqabbalallah Minna Wa Minka”. Lalu ia menjawab, ‘Iya, Taqabbalallah Minna Wa Minka,’. Kemudian Watsilah berkata, ‘Aku menemui Rasulullah SAW pada hari Ied kemudian saya mengucapkan ‘Taqabbalallah Minna Wa Minka’, kemudian Rasulullah SAW menjawab, ‘Ya, Taqabbalallah Minna Wa Minka’ (HR. Baihaqi Dalam Sunan Kubra).
Bagaimanakah kalimat Minal ‘Aidin wal-Faizin??
Minal ‘Aidin wal-Faizin yakni tradisi yang biasa diucapkan antara sesama Muslim Indonesia,
Saat merayakan Idul Fitri, sehabis menunaikan ibadah puasa pada bulan Ramadhan. Ucapan ini secara harfiah diterjemahkan :
مِنَ العَائِدِينَ وَ الفَائِزِينَ
Minal aidin wal faizin
“Dari orang-orang yang kembali dan orang-orang yang beruntung.”
Ucapan minal ‘aidin wal-faizin ini tidaklah menurut dari generasi para sahabat ataupun para ulama setelahnya (Salafus Salih). Artinya kalimat ini tidak ada dasar yang terang yang sanggup kita jadikan sandaran untuk diamalkan. Perkataan ini mulanya berasal dari seorang penyair pada masa Al-Andalus, yang berjulukan Shafiyuddin Al-Huli, saat beliau membawakan syair yang konteksnya mengkisahkan dendang perempuan di hari raya.
Maka Lazimnya bagi kita, kalau ingin mengucapkan tahniah (ucapan selamat) lebih baik memakai kalimat:
تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَ مِنْكُمْ
Taqobbalallahu minnaa wa minkum
“Semoga Allah mendapatkan ibadah kami dan kalian.”
Sekian dari saya, keterangan diatas tentu didasarkan pada hadist dan ilmu yang telah saya dapat, bukan dari kata orang ataupun hasil kesimpulan dari konteks-konteks di google, dan tentu pula semua hadist tersebut ada baiknya di pelajari secara 'Guru-Murid' dan bukan hasil anutan seseorang, semoga kemurnian hadist dan makna tetap terjaga.
Saya ucapkan
Taqabalallahu minna wa minkum
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh