Contactor Pengertian Dan Prinsip Kerja
- Pengertian Contactor
Contactor merupakan komponen listrik yang berfungsi untuk menyambungkan atau tetapkan arus listrik AC. Contactor atau sering juga disebut dengan istilah relay contactordapat kita temui pada panel kontrol listrik. Pada panel listrik contactor sering dipakai sebagai selektor atau saklar transfer dan interlock pada sistem ATS. Berikut yaitu bentuk contactor yang sanggup kita temui.
- Prinsip Kerja Contactor
Prinsip kerja contactor sama menyerupai relay, dalam contactor terdapat beberapa saklar yang dikendalikan secara elektromagnetik. Pada suatu contactor terdapat beberpa saklar dengan jenis NO (Normaly Open) dan NC (Normaly Close) dan sebuah kumparan atau coil elektromagnetik untuk mengendalikan saklar tersebut. Apabila coil elektromagnetik contactor diberikan sumber tegangan listrik AC maka saklar pada contactor akan terhubung, atau berubah kondisinya, yang semula FF menjadi ON dan sebaliknya yang awalnya ON menjadi OFF. Untuk memahami prinsip kerja contactor dapat dilihat dari gambar skema contactor berikut.
Pada ketika teminal A1 dan A2 diberikan sumber tegangan maka coil akan menari tuas saklar pada contactor, setiap saklar dengan tipe NO (03 04, 13 14, 23 24) akan bermetamorfosis ON dan setiap saklar tipe NC (31 32, 41 42) akan bermetamorfosis OFF. Saklar contactor tipe NO pada umumnya mempunyai kapasitar mengalirkan arus yang lebih besar daripada saklar tipe NC contactor.
Jenis-Jenis Contactor
Contactor yang beredar dipasaran pada umumnya dibedakan menurut kemapuanya dalam mengontrol tegangan listrik AC. Di pasaran contacctor dibedakan menjadi 2 tipe yaitu :
- Contactor 1 Phase
- Contactor 3 phase
Contactor 1 phase dipakai untuk mengontrol arus listrik AC 1 phase, sedangkan contactor 3 phase dipakai untuk mengontrol pemikiran listrik AC 3 phase. Pada contactor 1 phase minimal terdapat 2 saklar utama, sedangkan pada contactor 3 phase minimal terdiri dari 3 saklar utama.
- Aksesoris Contactor
Contactor untuk keperluan khusus pada umumnya dilengkapi dengan beberapa aksesoris tambahan yang berfungsi untuk memaksimalkan kerja dari contactor tersebut. Beberpa bentuk aksesoris pada contactor yaitu :
Thermal Switch
Timer Switch
Interlock Switch
Latch Block
Transient Voltage Block
Thermal switch pada contactor berfungsi sebagai pengaman contactor dari temperature yang berlebih, thermal switch ini akan aktif dan mematikan kontaktor apabila suhu pada contactor melebihi batas minimal temperature yang diseting.
Timer switch berfungsi untuk mengontrol waktu ON suatu contactor. Timer switch pada contactor ini sanggup diseting sesuai kebutuhan, sehingga periode ON suatu contactor sanggup ditentukan secara manual memakai timer switch tersebut.
Interlock switch pada contactor pada umumnya dipakai untuk melengkapi contactor pada ketika dipakai pada sistem ATS (Automatic Transfer Switch) yang sering dipakai untuk memeindahkan sumber daya listrik komersial dan Genset secara otomatis.
Latch Block berfungsi untuk mengunci status contactor, sanggup dipakai untuk mengunci semoga selalu ON dan sebaliknya tergantung dari seting yang dilakukan terhadap contactor tersebut.
Transient voltage block berfungsi untuk menahan tegangan transient akhir aktivasi kumparan atau tegangan induksi disekitar contactor semoga tidak mempengaruhi kinerja contactor.
- Aplikasi Contactor
Contactor dapat kita temui dalam beberapa aplikasi berikut.
Kontrol Lighting, pada sistem lighting daya besar menyerupai yang dipakai pada konser music atau sistem penerangan stadion olah raga dengan lampu daya besar selalu memakai contactor sebagai komponen penghubung atau pemutus arus listrik ke lampu lighting tersebut.
Kontrol motor listrik, motor listrik 3 phase daya besar menyerupai yang dipakai dalam dunia industri membutuhkan kontactor sebagai komponen penghubung atau pemutus arus listrik ke motor tersebut. Fungsi contactor sebagai kontrol pada motor listrik ini sering disebut dengan istilah magnetic starter.
Transfer switch, transfer switch merupakan sistem pada ATS.Bagian ini selalu menggunakan kontaktor karena dibutuhkan kapasitas kontrol daya besar dan kecepatan transfer yang cepat yang dimiliki contactor.