Upacara Budpekerti Bahajat Ngeniat Di Balai Keramat Kerikil Betanam
Masyarakat Adat Ketemenggungan Siyai merupakan sebuah masyarakat di .Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat yang masih menjunjung tinggi sopan santun dan warisan budaya leluhurnya. Untuk itu, sebagai penunjang keberlangsungan dan sekaligus sarana melaksanakan banyak sekali ritual dan prosesi upacara maka di wilayah sopan santun ini pun terdapat balai-balai keramat. Dan salah satu balai keramat yang begitu penting dalam kehidupan Masyarakat Adat Ketemenggungan Siyai sekaligus yang akan coba saya bahas kali ini yakni Balai Keramat Batu Betanam. Asal permintaan Balai keramat Batu Betanam sendiri merupakan sebuah daerah yang berdasarkan penuturan dari sang tetua sopan santun dahulunya yakni daerah sejarah terjadinya perebutan wilayah sopan santun yang hingga menjadikan peperangan dan pertumpahan darah . Kala itu, sebelum berperang setiap orang diharuskan untuk menanam atau menancapkan sebongkah kerikil di wilayah itu sebagai penanda bahwa yang bersangkutan ikut dalam peperangan mempertahankan wilayah sopan santun mereka. Mungkin tujuan penanaman kerikil itu yakni semacam sebagai penanda untuk memudahkan menghitung berapa korban yang selamat dan yang gugur dikala peperangan usai.
Sebenarnya bagi Masyarakat Adat Ketemenggungan Siyai, banyak sekali ritual dan prosesi upacara yang dilakukan di daerah ini baik yang berskala kecil maupun berskala besar. Tujuannya pun beragam, mulai dari untuk meminta bantuan, perlindungan, bimbingan dan lainnya dalam melaksanakan segala acara hingga meminta kesejahteraan, kedamaian dan terhindar dari banyak sekali macam gangguan dan mara bahaya. Saya tidak akan membahas semua prosesi sopan santun itu semua di posting kali ini dan hanya akan membahas satu saja prosesi upacara yang paling besar sekaligus begitu penting dalam kehidupan Masyarakat Adat Ketemenggungan Siyai yakni upacara sopan santun Bahajat Ngeniat. Upacara sopan santun Bahajat Ngeniat sendiri dimaksudkan untuk meminta santunan atau pertolongan kepada leluhur penunggu kerikil betanam supaya diberikan keselamatan, kesehatan, kekuatan, kesejahteraan bagi seluruh warga masyarakat adat. Selain itu, upacara sopan santun dilakukan supaya tidak terjadi hal-hal yang membahayakan dalam melaksanakan acara sehari-hari, selain juga sebagai bentuk penghormatan Masyarakat Adat Ketemenggungan Siyai kepada leluhur mereka yang telah berhasil mempertahankan wilayah adat. Jadi, dengan kata lain prosesi ini sanggup juga disebut sebagai bentuk memperingati dan mengenang hari bersejarah dimana pada hari itu para leluhur mereka berperang mati-matian demi mempertahankan wilayah adat.
Dan ibarat halnya tema dari upacara sopan santun Bahajat Ngeniat sendiri yang dimaksudkan untuk mengenang para leluhur yang mempertahankan tanah sopan santun maka sebagian besar prosesi ini pun sedikit banyaknya berafiliasi dengan hal itu. Lagi pula pada hakikatnya para penerima upacara ini pun dalam rangka mempertahankan wilayah sopan santun atau tepatnya warisan sopan santun leluhur mereka. Tapi bedanya bila dulu leluhur mereka mempertahankannya dari musuh-musuh yang ingin merampas wilayah mereka maka pada zaman ini para penerima upacara sopan santun ini mempertankan sopan santun mereka dari gempuran modernitas.
Dan yang juga tak kalah penting dari semuanya yakni upacara sopan santun ini sekaligus melaksanakan sumpah adat. Sumpah sopan santun dimaksudkan supaya pihak-pihak yang ingin mengambil, merusak hutan, tanah atau isi alam lainnya selalu menerima gangguan, tantangan dari para penunggu alam yang ada di balai keramat kerikil betanam.
Prosesi Upacara Adat
Tahapan-tahapan dari prosesi upacara ini sendiri terbagi menjadi 3 potongan penting yang secara singkat sanggup digambarkan sebagai berikut:
1. Upacara Adat Nyengkolan
Upacara sopan santun Nyengkolan ini dilaksanakan sebelum penerima berangkat ke Balai Keramata Batu Betanam untuk mengikuti upacara Bahajat Ngeniat. Jadi, prosesi ini yakni sebuah prosesi pembukaan yang dilakukan atau dilaksanakan di rumah masing-masing penerima yang akan mengikuti upacara Bahajat Ngeniat. Tujuan utama dari upacara sopan santun nyengkolan sendiri yakni untuk meminta proteksi kepada leluhur supaya terhindar dari segala gangguan dan mara ancaman selam dalam perjalanan menuju Balai Keramat Batu Betanam.
Perangkat sopan santun yang dibutuhkan dalam upacara ini yakni 1 buah tiang, 1 buah gelang, darah ayam, beras kuning yang dimasukkan ke dalam 4 buah mangkok adat, 1 buah mandau. 1 buah daun sabang, 1 helai bulu langgai tinggang, dan tuak. Kegunaan dari alat-alat dan perangkat upacara ini sendiri yakni sebagai berikut: 1 buah tiang, 1 buah gelang, darah ayam yakni termasuk perangkat utama dalam upacara ini yang gunanya supaya orang yang akan berangkat tersebut terhindar dari segala halangan baik yang berupa penyakit ibarat togam, carok ataupun penyakit lainnya juga halangan dalam bentuk gangguan dari pihak luar yang tak menginginkan diadakannya Upacara Adat Bahajat Ngeniat. Kemudian beras kuning dalam 4 mangkok yang caranya yakni dengan ditaburkan ke kepala orang yang akan berangkat bertujuan supaya orang tersebut tak lemah semangat.
Setelah proses menabur beras tersebut kemudian orang itu pun diharuskan untuk menempelkan mandau masing-masing ke telapak kaki, lutut, dada, gigi (digigit), dan ubun-ubun. Tujuan dari penempelan mandau ini adlah supaya jiwa dan fisik orang yang bersangkutan tetap berpengaruh dan terhindar dari kerasukan roh jahat. Dan yang terakhir barulah memakai 1 buah daun sabang dan 1 helai bulu langgai tingang untuk mengusir setan yang ingin mengganggu orang-orang dalam perjalanan dan diberi minum tuak supaya orang-orang yang sedang dalam perjalanan menuju balai keramat tidak kempunan.
2. Upacara Adat Menabur Beras Kuning
Upacara menabur beras kuning dilakukan dikala penerima yang akan mengikuti upacara sopan santun hingga di Balai Keramat Batu Betanam. Upacara ini dimaksudkan untuk memberitahukan kepada para penunggu Batu Betanam bahwa mereka telah hingga dengan selamat dan siap untuk mengikuti serangkaian Upacara Adat Bahajat Ngeniat di Balai Keramat Batu Betanam.
Rangkaian prosesi ini sendiri yakni sebagai berikut; pertama-tama penerima yang gres tiba itu akan ditaburi beras kuning di kepalanya sebanyak 7x, kemudian sesudah itu penerima yang telah ditaburi beras kuning itupun diharuskan menyentukkan kaki ke tanah sebanyak 7x sebagai pemberitahuan kepada penunggu Batu Betanam bahwa mereka telah datang. dan prosesi ini ditutup dengan menanam 1 batang pohon sabang di wilayah itu sebagai pengikat usaha masyarakat sopan santun yang selama ini mempunyai wilayah sopan santun tersebut.
3. Upacara Adat Bahajat Ngeniat
Setelah melewati dua prosesi tadi barulah kemudian hingga pada upacara inti yakni Upacara Adat Bahajat Ngeniat. Sebagai pembuka dari Upacara Adat Bahajat Ngeniat ini terlebih dahulu dilakukan kegiatan menabur beras, potong ayam dan babi, menciptakan 2 buah kelongkang dimana 1 buah kelongkang untuk memberi makan para penguasa yang ada dalam air, sedangkan 1 buah lagi untuk memberi makan burung dan puyang gana. Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan menciptakan 1 buah pondok (pulok/langkau) bertiang 4 yang bahannya dari kayu belian/ulin. Pulok tersebut berisi nasi padi, nasi lemang pulut/ketan yang dimasak dengan bambu, berisi tepung 3x7 biji, copok 3x7 siri dan pinang, rokok 3x7 batang, 7 biji telur ayam kosong yang diisi beras kuning, 7 biji telur ayam rebus, 7 biji gula merah, 7 lingkar buah kelapa, 12 biji kaki babi, 3 buah kepala babi, 7 potong lemak babi yang panjangnya sekilan, 7 cawan tuak, 7 longkong nasi bokat dalam bambu serta isi babi/ayam lainnya.
Setelah upacara pembuka itu barulah kemudian masuk ke dalam program inti. Upacara inti ini pertama-tama dilakukan dengan menabur beras kuning sebanyak 7x, kemudian memukul tanah sebanyak 7x juga yang dimaksudkan untuk memanggil Potong Kombat, Puyang Gana, Punyang Uban, Puyang Adan, Tuhan Allah - Tuallah yang menguasai tanah dan berlindung dibawah langit, memanggil antu - jolu yang ada di dalam rimak, memanggil Sabung, Sengkumang, Tambun dan Bungai yang ada di alam gaib.
Dengan selesainya pemanggilan roh-roh leluhur dan roh alam mistik itu maka selesai pulalah prosesi Upacara Adat Bahajat Ngeniat di Balai Adat Batu Betanam ini.
Gambar diambil dari sini